Semilir angin di lembayung senja dengan setia menemani
tetesan rintik hujan yang mengguyur tanah gersang yang dilahap panasnya terik
matahari sepanjang waktu. Perjuangan selama 4 tahun lamanya telah usai terbayar
dengan gelar cumlaude. Biarkan gedung pencakar langit ini yang menjadi saksi
keringatku sebagai bukti perjuanganku mendapatkan gelar sarjana design fashion
dari salah satu Universitas di Ibu Kota. “Reny!!” saut salah satu teman di
sudut ruang auditorium. Ya, namaku Resa Nyi Pradani. Hanya saja teman – temanku
lebih sering menyapa hangat aku dengan sebutan Reny. Sautan itu berasal dari
salah satu sosok panutanku selama aku mengenyam S1 ditempat ini, dialah sahabat
hebat seperjuanganku. Oka Setiana Dewi. Namanya memang sudah mirip dengan salah
satu artis yang selama ini aku idolakan. Tak heran jika memang ada beberapa
sifat ia yang selalu ia mirip – miripkan dengan artis idolaku itu. Sahabat
seperjuangan selama menempuh S1 di kampus, juga sahabat perjuangan selama
menempuh S1 ujian dari Allah. Sahabat yang selalu menemani dalam taat pada
Rabb-Nya.
Sudah
sejak sedari dulu sebelum kami berdua lulus sarjana, kami telah merencanakan
untuk bisa berkecimpung masuk kedunia fashion muslimah remaja pada waktu itu.
Fashion? Mungkin bukan perihal yang langka yang sering kita temui disetiap
lapisan masyarakat. Aku fikir, jika memang aku bisa menceburkan diri dalam
dunia fashion, aku yakinkan aku bisa sukses dalam bidang ini. Sudah berapa ribu
macam fashion yang telah berkembang dikalangan masyarakat sekarang? Namun aku
sangat menyayangkan. Mengapa semakin berkembangnya jaman, mode berpakaian seseorang
semakin begitu runyam? Aku sangat tahu mode. Tapi bukannya juga mengingat kita
ini asli orang timur? Dan jika mengikuti mode dunia barat tidak akan cocok
dalam lingkungan masyarakat kita?
Semakin
miris lagi jika melihat para muslimah remaja dijaman sekarang,cara berpakaian
mereka, cara mereka mempercantik diri, dan mode fashion lainnya yang menurutku
itu sangat jauh dari yang Allah anjurkan. Mereka berpakaian tapi seperti
telanjang, menampakkan lekuk tubuh, dan yang lainnya. Kalaupun mereka
mengenakan jilbab, tetap saja pakaian mereka ketat menampakkan lekuk tubuh.
Astagfirullah, padahal Allah pun telah menerangkan dengan jelas adab – adab
perempuan dalam berpakaian.
Dari
berbagai macam kekhawatiran yang sedang menyerang para remaja dan merajalela
dikalangan masyarakat, aku dan Oka bertekad untuk mencoba mengubah pemikiran
bahwasannya cara berpakaian yang baik itu bukan seperti apa yang sedang mereka
gandrungi sekarang. Bagaimana caranya pula kita membuat sebuah design jilbab
muslimah yang modis tapi tetap menjaga aturan – aturan Allah.
Seiring waktu bergulir, satu persatu ide pun bermunculan
dalam sel – sel neuron otak. Sebuah design baju muslimah yang syar’i tapi tetap
modis itu akhirnya bisa kita ciptakan. Lambat laun kami berdua berusaha
menyuapi para muslimah mengenai pengetahuan berpakaian yang baik. Meski banyak
cercaan dari berbagai pihak, tapi kami berusaha tetap istiqamah menjalankannya.
“Masa iya mba, itu pakai jilbab apa mukena? Kok ya panjang banget kaya nyapu
jalanan.” Komentar yang begitu mengiris hati berdatangan dari berbagai pihak.
Sampai akhirnya lama kelamaan, perjuangan kami berdua membuahkan hasil,
tentunya ini juga tak lepas dari pertolongan Allah. Para remaja mulai mengubah
mindset mereka tentang cara berpakaian muslimah yang baik. Sampai ada suatu
waktu saat kami berdua sedang gencar – gencarnya mengembangkan design fashion
yang sedang kami buat, ada salah seorang wanita yang tadinya tidak menggunakan
hijab, jadi bisa dengan biasa menggunakan hijab. Sungguh kuasa-Mu begitu indah.
Disamping kami bisa mengembangkan fashion, kami pun mendapatkan bonus dengan
membawa mereka pada jalan-Mu. Karena hijab itu bukan perihal siap atau tidak
siap. Bukan perihal memperbaiki hati dulu. Bukan pula perihal sudah atau belum
mendapat hidayah dari Allah. Karena telah jelas menurut aurat hukumnya adalah
wajib. Terutama bagi kaum muslimah, dan Allah pun telah dengan jelas
mencantumkan dalam surah Al Ahzab ayat 59. Banyak kaum hawa yang menyangka
bahwa tidak menutup aurat adalah dosa kecil yang dapat tertutupi dengan pahala
yang banyak dari shalat,puasa,zakat, dan haji yang mereka lakukan. Namun ini
adalah cara berfikir yang salah dan harus diluruskan. Kaum wanita yang tidak
memakai jilbab, tidak saja ia telah berdosa kepada Allah, tetapi telah terhapus
pula seluruh amal ibadahnya. Naudzubillahimindzalik.
Berbagai alasan mereka lontarkan mengenai ia belum bisa
mengenakan jilbab. Konon mereka belum siap. Berhijab itu kewajiban, dan Allah
itu telah jelas mencantumkannya dalam Al-Qur’an,siap atau tidak ya seharusnya
siap,karena justru bukannya siap itu datang setelah kita mau untuk memulainya?
Ada juga sebagian yang mengatakan menunggu hatinya baik. Bukannya banyak wanita
muslimah berhijab yang hatinya baik,mengapa kita tidak mencoba untuk
meneladaninya? Disudut lain ada yang mengatakan ia belum mengetahui hukumnya.
Padahal perintah berhijab telah jelas ada di Al-Qur’an surat Annur ayat 31 dan
Al-Ahzab ayat 59. Ada juga yang memang tidak diperbolehkan oleh orangtuanya,
katanya lebih baik ia mendalami islam yang biasa – biasa saja. Bukannya tidak
ada Islam yang biasa dan Islam yang luar biasa? Hanya ada satu Islam yang
sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan Sunnah. Ada juga yang kebingungan karena
susah mendapatkan pekerjaan jika kita berjilbab. Allah itu maha pemberi rezeki.
Ketika kita meninggalkan sesuatu demi menjalankan kewajibannya sebagai orang
muslimah ,Allah pun akan memberikan ganti yang terbaik, daripada mendapatkan uang
tapi mendapatkan dosa? Mereka juga katakan bahwa mengenakan hijab itu tidak
modis. Hijab itu fungsinya adalah untuk menjaga kemuliaan para muslimah, dengan
hijab kita memelihara rasa malu, karena dibalik hijab ada pesona, cantiknya
muslimah pun ada pada kesederhanaanya. Lucunya, ada pula yang susah mendapatkan
jodoh tuturnya. Bukannya kita ingin memiliki lelaki yang beriman? Lelaki
beriman pasti akan memilih wanitanya yang mengenakan hijab. Ada juga yang
mengeluh karena kegerahan. Andai saja kita semua tahu api neraka itu lebih
panas. Dan lagi – lagi mengeluh karena belum mendapat hidayah. Hidayah itu
untuk dijemput bukan ditunggu.
Bukan satu atau dua orang yang memang masih belum faham
mengenai pentingnya berhijab. Maka dari itu, aku dan Oka tak gentar untuk terus
berdakwah memasukan pemahaman mengenai fashion ala remaja muslimah. Menegakkan
agama Allah memang bukan perkara yang mudah,selalu saja ada rintangan. Karena
inilah bumbu untuk kita mendapat kebahagiaan yang hakiki di akhirat kelak.
Selama kita tetap istiqamah di jalan-Nya, InshaAllah semua urusan, semua halang
rintang dalam hidup kita akan dipermudah oleh-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar