Minggu, 24 Januari 2016

Is My Way


Semilir angin di lembayung senja dengan setia menemani tetesan rintik hujan yang mengguyur tanah gersang yang dilahap panasnya terik matahari sepanjang waktu. Perjuangan selama 4 tahun lamanya telah usai terbayar dengan gelar cumlaude. Biarkan gedung pencakar langit ini yang menjadi saksi keringatku sebagai bukti perjuanganku mendapatkan gelar sarjana design fashion dari salah satu Universitas di Ibu Kota. “Reny!!” saut salah satu teman di sudut ruang auditorium. Ya, namaku Resa Nyi Pradani. Hanya saja teman – temanku lebih sering menyapa hangat aku dengan sebutan Reny. Sautan itu berasal dari salah satu sosok panutanku selama aku mengenyam S1 ditempat ini, dialah sahabat hebat seperjuanganku. Oka Setiana Dewi. Namanya memang sudah mirip dengan salah satu artis yang selama ini aku idolakan. Tak heran jika memang ada beberapa sifat ia yang selalu ia mirip – miripkan dengan artis idolaku itu. Sahabat seperjuangan selama menempuh S1 di kampus, juga sahabat perjuangan selama menempuh S1 ujian dari Allah. Sahabat yang selalu menemani dalam taat pada Rabb-Nya.
                Sudah sejak sedari dulu sebelum kami berdua lulus sarjana, kami telah merencanakan untuk bisa berkecimpung masuk kedunia fashion muslimah remaja pada waktu itu. Fashion? Mungkin bukan perihal yang langka yang sering kita temui disetiap lapisan masyarakat. Aku fikir, jika memang aku bisa menceburkan diri dalam dunia fashion, aku yakinkan aku bisa sukses dalam bidang ini. Sudah berapa ribu macam fashion yang telah berkembang dikalangan masyarakat sekarang? Namun aku sangat menyayangkan. Mengapa semakin berkembangnya jaman, mode berpakaian seseorang semakin begitu runyam? Aku sangat tahu mode. Tapi bukannya juga mengingat kita ini asli orang timur? Dan jika mengikuti mode dunia barat tidak akan cocok dalam lingkungan masyarakat kita?
                Semakin miris lagi jika melihat para muslimah remaja dijaman sekarang,cara berpakaian mereka, cara mereka mempercantik diri, dan mode fashion lainnya yang menurutku itu sangat jauh dari yang Allah anjurkan. Mereka berpakaian tapi seperti telanjang, menampakkan lekuk tubuh, dan yang lainnya. Kalaupun mereka mengenakan jilbab, tetap saja pakaian mereka ketat menampakkan lekuk tubuh. Astagfirullah, padahal Allah pun telah menerangkan dengan jelas adab – adab perempuan dalam berpakaian.
                Dari berbagai macam kekhawatiran yang sedang menyerang para remaja dan merajalela dikalangan masyarakat, aku dan Oka bertekad untuk mencoba mengubah pemikiran bahwasannya cara berpakaian yang baik itu bukan seperti apa yang sedang mereka gandrungi sekarang. Bagaimana caranya pula kita membuat sebuah design jilbab muslimah yang modis tapi tetap menjaga aturan – aturan Allah.
Seiring waktu bergulir, satu persatu ide pun bermunculan dalam sel – sel neuron otak. Sebuah design baju muslimah yang syar’i tapi tetap modis itu akhirnya bisa kita ciptakan. Lambat laun kami berdua berusaha menyuapi para muslimah mengenai pengetahuan berpakaian yang baik. Meski banyak cercaan dari berbagai pihak, tapi kami berusaha tetap istiqamah menjalankannya. “Masa iya mba, itu pakai jilbab apa mukena? Kok ya panjang banget kaya nyapu jalanan.” Komentar yang begitu mengiris hati berdatangan dari berbagai pihak. Sampai akhirnya lama kelamaan, perjuangan kami berdua membuahkan hasil, tentunya ini juga tak lepas dari pertolongan Allah. Para remaja mulai mengubah mindset mereka tentang cara berpakaian muslimah yang baik. Sampai ada suatu waktu saat kami berdua sedang gencar – gencarnya mengembangkan design fashion yang sedang kami buat, ada salah seorang wanita yang tadinya tidak menggunakan hijab, jadi bisa dengan biasa menggunakan hijab. Sungguh kuasa-Mu begitu indah. Disamping kami bisa mengembangkan fashion, kami pun mendapatkan bonus dengan membawa mereka pada jalan-Mu. Karena hijab itu bukan perihal siap atau tidak siap. Bukan perihal memperbaiki hati dulu. Bukan pula perihal sudah atau belum mendapat hidayah dari Allah. Karena telah jelas menurut aurat hukumnya adalah wajib. Terutama bagi kaum muslimah, dan Allah pun telah dengan jelas mencantumkan dalam surah Al Ahzab ayat 59. Banyak kaum hawa yang menyangka bahwa tidak menutup aurat adalah dosa kecil yang dapat tertutupi dengan pahala yang banyak dari shalat,puasa,zakat, dan haji yang mereka lakukan. Namun ini adalah cara berfikir yang salah dan harus diluruskan. Kaum wanita yang tidak memakai jilbab, tidak saja ia telah berdosa kepada Allah, tetapi telah terhapus pula seluruh amal ibadahnya. Naudzubillahimindzalik.
Berbagai alasan mereka lontarkan mengenai ia belum bisa mengenakan jilbab. Konon mereka belum siap. Berhijab itu kewajiban, dan Allah itu telah jelas mencantumkannya dalam Al-Qur’an,siap atau tidak ya seharusnya siap,karena justru bukannya siap itu datang setelah kita mau untuk memulainya? Ada juga sebagian yang mengatakan menunggu hatinya baik. Bukannya banyak wanita muslimah berhijab yang hatinya baik,mengapa kita tidak mencoba untuk meneladaninya? Disudut lain ada yang mengatakan ia belum mengetahui hukumnya. Padahal perintah berhijab telah jelas ada di Al-Qur’an surat Annur ayat 31 dan Al-Ahzab ayat 59. Ada juga yang memang tidak diperbolehkan oleh orangtuanya, katanya lebih baik ia mendalami islam yang biasa – biasa saja. Bukannya tidak ada Islam yang biasa dan Islam yang luar biasa? Hanya ada satu Islam yang sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan Sunnah. Ada juga yang kebingungan karena susah mendapatkan pekerjaan jika kita berjilbab. Allah itu maha pemberi rezeki. Ketika kita meninggalkan sesuatu demi menjalankan kewajibannya sebagai orang muslimah ,Allah pun akan memberikan ganti yang terbaik, daripada mendapatkan uang tapi mendapatkan dosa? Mereka juga katakan bahwa mengenakan hijab itu tidak modis. Hijab itu fungsinya adalah untuk menjaga kemuliaan para muslimah, dengan hijab kita memelihara rasa malu, karena dibalik hijab ada pesona, cantiknya muslimah pun ada pada kesederhanaanya. Lucunya, ada pula yang susah mendapatkan jodoh tuturnya. Bukannya kita ingin memiliki lelaki yang beriman? Lelaki beriman pasti akan memilih wanitanya yang mengenakan hijab. Ada juga yang mengeluh karena kegerahan. Andai saja kita semua tahu api neraka itu lebih panas. Dan lagi – lagi mengeluh karena belum mendapat hidayah. Hidayah itu untuk dijemput bukan ditunggu.
Bukan satu atau dua orang yang memang masih belum faham mengenai pentingnya berhijab. Maka dari itu, aku dan Oka tak gentar untuk terus berdakwah memasukan pemahaman mengenai fashion ala remaja muslimah. Menegakkan agama Allah memang bukan perkara yang mudah,selalu saja ada rintangan. Karena inilah bumbu untuk kita mendapat kebahagiaan yang hakiki di akhirat kelak. Selama kita tetap istiqamah di jalan-Nya, InshaAllah semua urusan, semua halang rintang dalam hidup kita akan dipermudah oleh-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar